PERTABALAN PANGERAN SYARIF ABDUL RAHMAN MENJADI SULTAN DI PONTIANAK
Syahadan setelah dipersetujui segala orang tua-tua, Raja Haji pun memulai bekerja serta menyediakan alat perkakas raja berlantik dan bertabal sebagaimana adat istiadat pihak sebelah Johor, demikianlah diperbuatnya melainkan bertambah sahaja adatnya Bugis seperti mengaruk-aruk. Setelah mustaid sekalian alat perkakas bertabal itu, maka pada ketika hari yang baik, maka Raja Haji pun mengumpulkan segala orang besar-besar dan raja-raja itu.
Maka Raja Haji pun memakailah dan memakaikan Pangeran Syarif Abdul Rahman itu dengan pakaian berlantik. Setelah selesailah, maka baharulah diturunkan ke balairung serta dengan jawatan semberabnya seperti pedang, keris panjang, puan, kipas dan ketur, serta orang perempuan membawa kain dukungnya enam belas orang, membawa dian berkelopak pun enam belas juga.
Kemudian baharulah dinaikkannya Pangeran Syarif Abdul Rahman itu di atas singgahsana kerajaan, kemudian berdirilah dua orang bentara pada kanan kirinya memegang tongkat berkepala emas. Syahadan apabila selesai bersaf-saf maka berdirilah Raja Haji di hadapan singgahsana kerajaan serta menghunus halamangnya berteriaklah ia dengan nyaring suaranya:
'Barang tahu kiranya segala raja-raja dan orang-orang besar bahawa sungguhnya kami mengangkat akan Pangeran Syarif Abdul Rahman ini menjadi raja di dalam negeri Pontianak dengan segala takluk daerahnya. Adalah bergelar Sultan Syarif Abdul Rahman Nur Alam Karar dan tetap di atas kerajaannya di dalam negeri ini turun atas anak cucunya." Syahadan maka menjawablah segala orang-orang itu, 'Daulat, bertambah-tambah daulat!'. Kemudian baharu dipukulkan nobat. Maka sekalian orang-orang pun menjunjung dulilah.
Foto : Istana Kadriyah I Maulana Syarif Abdurrahman (1771)
Sumber : Tuhfat Al-Nafis
Friday, October 16, 2009
Home »
Islam
,
istana
,
Kesultanan
,
Pertabalan
,
pontianak
,
raja melayu
,
Tempat
,
tokoh
» Pertabalan Sultan Pontianak
0 comments:
Post a Comment