Istighfar adalah salah satu ciri khas orang yang bertaqwa kepada ALLAH SWT. Itulah sebabnya, maka banyak sekali hadis yang memberikan tuntunan cara beristighfar, sampai kepada lafaz-lafaz istighfar. Salah satunya ialah Sayyidul Istighfar (Penghulu Istighfar). Penghulu istighfar ialah kamu menyebut,
"Allaahumma anta Rabbii, laa ilaaha illa anta, khalaqtanii wa ana 'abduka, wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu, a'uudzubika min syarri ma shana'tu, abuu-u laka bi ni'matika 'alayya, wa abuu-u bidzambii faghfir lii, fa innahu laa yaghfirudzdzunuuba illa anta"
Ertinya:
"Ya Allah! Engkau adalah tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau".
Beliau bersabda, "Barangsiapa yang membacanya pada waktu siang dengan penuh keyakinan, lalu dia mati pada hari itu sebelum petang, maka dia tergolong dalam penghuni syurga. Dan barangsiapa yang membacanya pada waktu malam dengan penuh keyakinan, lalu dia mati sebelum subuh, maka dia juga tergolong dalam penghuni syurga". (HR Bukhari:5831).
Inilah makna Islam sebagaimana terkandung secara makna dalam sayyidul istighfar:
Tidaklah seseorang meminta ampun kepada Allah dengan doa ini kecuali akan diampuni. Dengan ikrar dan pernyataan kita tersebut, kita sedar bahwa semua anggota badan kita adalah milik Allah. Untuk itu harus digunakan sesuai dengan kehendak pemiliknya. Kita harus menggunakan tangan kita sesuai dengan kehendak Allah. Kita harus menggunakan kaki kita untuk berjalan di jalan yang diredhai Allah. Mata, lisan dan telinga kita harus dipakai pada apa yang dibolehkan oleh Allah karena pada hakikatnya semua itu milik Allah.
0 comments:
Post a Comment